Deru angin,
singgah di beranda ini.
Saat malam masih dalam lamunan,
langit menghitam, bertabur rasi bintang
dan lembut cahaya bulan.
Ini adalah malam yang pernah kuceritakan padamu,
sebagai sebuah hikayat panjang.
Walau sepi dari gema bahagia,
namun dia dapat berkata tentang
satu kehidupan, sebelum perjalanan itu harus
terus mendera dan menyeret kita dalam
langkah-langkah panjang dan fana.
Dalam hening malam ini dia pernah berkata padaku,
“cinta itu seperti sebuah malam”
hanya gelap dan dingin seperti sekuntum
bunga yang telah mengering.
Namun aku berkata padamu,
“biarlah di malam ini aku mengertikan sendiri cintaku”
seperti sebuah senja yang merindukan keremangan
dan kelip bintang di langit.
Aku akan mencintai sebuah sisinya yang fana,
walau semua akan hilang, punah dan terlupakan.
Saat fajar pagi menyapa,
hidup baru harus dilanjutkan.
Saat hikayat itu harus kuceritakan padamu,
dan kuberi nama “Hikayat Malam”
yang hadir pada kisahmu
tanpa taburan bunga dan simfoni romantis.


















